Rupiah ditutup terkoreksi di seluruh pasar pada Rabu (31/1). Di pasar spot rupiah melemah 0,02% ke Rp 15.783 per dolar Amerika Serikat (AS) dan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) melemah 0,04% ke Rp 15.803 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, setelah menguat di sesi pertama, rupiah terdepresiasi akibat sentimen politik terkait Pemilu.
"Menjelang penutupan sesi pertama, pernyataan BI tersebut membawa rupiah kembali menguat, walaupun sempat kembali melemah di sesi kedua akibat sentimen politik terkait pemilu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (31/1).
Untuk Kamis (1/2), Josua menilai pergerakan rupiah cenderung akan bergantung dari tone The Fed pasca pengumuman.
"Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 15.725 - Rp 15.875 per dolar AS," katanya.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan bahwa Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga malam nanti. Sehingga investor akan fokus pada petunjuk dari Ketua Fed Jerome Powell mengenai kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Maret.
Berdasarkan FedWatch Tool milik CME Group, pasar mengurangi perkiraan pemangkasan suku bunga pada bulan Maret menjadi 42%, dari sekitar 89%. Ini seiring data ekonomi AS yang solid.
Ibrahim mengatakan, banyak analis memperkirakan penurunan suku bunga pertama The Fed akan bertujuan untuk mencegah kesenjangan yang terlalu lebar antara inflasi dan suku bunga. Sebab, hal tersebut akan memperketat kondisi keuangan lebih dari yang direncanakan oleh The Fed.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan cenderung melemah Kamis (1/2).
"Rupiah akan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.760 - Rp 15.840 per dolar AS," imbuhnya.
Sumber: kontan.co.id
Komentar
Posting Komentar