Target Harga Rp 10.500, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip yang Kini Rp 9.550



Analis rekomendasi saham blue chip di sektor perbankan, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Harga saham BBCA masih berpeluang naik tinggi seiring peningkatan kinerja.

Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa efek dengan fundamental kuat dan nilai pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham lapis satu biasanya dikelompokkan dalam Indeks LQ45. Saham BBCA telah menjadi penghuni Indeks LQ45 sejak dahulu.

Pada perdagangan Senin 29 Januari 2024, harga saham BBCA ditutup di level 9.550, naik 50 poin atau 0,53% dibandingkan sehari sebelumnya.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus rekomendasi beli saham BBCA. Ia memasang target harga saham BBCA di level Rp 10.700.

Kenaikan harga saham BBCA akan terdorong oleh kinerja tahun 2024 yang diperkirakan masih tetap kuat. Meskipun begitu, analis memperkirakan perlambatan laju pertumbuhan masih akan terjadi.

Sebagai informasi, BBCA mencetak pertumbuhan laba bersih 19,4% menjadi Rp 48,6 triliun. Namun, laju pertumbuhannya melambat dari 2022 yang tumbuh 29,6%.

Menurut Nico, melambatnya laju pertumbuhan BBCA akibat beban operasional perseroan yang naik hingga Rp 5 triliun atau 5,45% dari tahun 2022. Sehingga potensi perlambatan laju pertumbuhan perseroan di 2024 tetap ada.

"Namun, sejauh ini pendapatan bersih masih naik konsisten dari tahun ke tahun, terlebih pada tahun 2024 BBCA akan fokus kepada penyaluran kredit berbagai sektor di tengah potensi turunnya tingkat suku bunga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (29/1).

Oleh sebab itu, Nico melihat tahun ini BBCA tetap akan melanjutkan kinerja apiknya. Apalagi masih terjaganya pemulihan ekonomi nasional, daya beli dan konsumsi, serta adanya potensi penurunan tingkat suku bunga The Fed.

Menurutnya, turunnya suku bunga The Fed akan mendorong peningkatan kredit ini. Selain itu meningkatnya aktivitas transaksi akibat meningkatnya daya beli dan konsumsi akibat Pemilu dinilai juga akan mendorong kinerja BBCA pada tahun ini.BBCA

"Pada tahun 2023 saja, total volume transaksi meningkat sebanyak 25,1%, naik dua kali lipat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir," terangnya.

Nico memperkirakan laba bersih BBCA akan bertumbuh dikisaran 10% menjadi Rp 53 triliun hingga Rp 55 triliun.

Itulah rekomendasi saham BBCA untuk perdagangan hari ini, Selasa 30 Januari 2024. Ingat, keputusan membeli dan menjual saham menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Analyst Senior Sucor Sekuritas Edward Lowis juga berpandangan kinerja laba bersih BBCA tumbuh 12% di 2024 menjadi Rp 54,39 triliun. "Kami mengantisipasi peningkatan pendapatan bunga dengan peningkatan imbal hasil aset," katanya.

Walaupun memang, sambung Edward, manajemen BBCA melihat pertumbuhan kredit moderat menjadi 8%-10% di 2024. Ini berasal dari basis yang tinggi pada tahun 2023, sementara permintaan kredit bisnis diperkirakan akan melambat karena adanya tahun pemilu.

BBCA juga berencana untuk menyesuaikan suku bunga kredit sebesar 25-50bps tahun ini setelah mempertahankannya selama kenaikan suku bunga baru-baru ini. NIM secara konservatif diproyeksikan akan stabil di level 5,5%-5,6%.

Di sisi lain, kualitas aset secara keseluruhan diproyeksikan akan membaik lebih lanjut dengan rasio kredit berisiko (LAR) kemungkinan akan menurun menjadi 4%-6% dibandingkan tahun 2023 sebesar 6,9%.

"Perbaikan ini akan memungkinkan perseroan untuk mempertahankan biaya kredit yang rendah pada 30-40bps karena cakupan LAR tetap cukup pada 70% di tahun 2023," terangnya.

Sucor Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy BBCA dengan target harga Rp 10.500 didukung kualitas aset dan franchise deposito yang kuat, ditambah dengan profitabilitas yang luar biasa dengan ROE tertinggi di industri yang akan terus menjustifikasi valuasi yang tinggi.


Sumber: kontan.co.id

Komentar