Investor Khawatir The Fed Kerek Suku Bunga, Harga Emas Dunia Melemah

 

Suara.com - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Selasa, karena dolar melanjutkan pendakiannya dan mencapai level tertinggi 20 tahun.

Penurunan harga ini didorong spekulasi investor untuk kenaikan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve.

Mengutip CNBC, Rabu (15/6/2022) harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD1.811,59 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup merosot 1 persen menjadi USD1.813,50.

"Hal utama yang mendorong emas saat ini adalah antisipasi dari The Fed yang sangat agresif dalam hal suku bunga besok (Rabu waktu setempat), mengingat data inflasi baru-baru ini," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.

Indeks Dolar (Indeks DXY) melonjak terhadap sekeranjang enam mata uang untuk mencapai level tertinggi dua decade yang baru, membuat emas mahal bagi pembeli luar negeri.

"Jangka pendek, ini masih tampak seperti lingkungan yang sulit bagi emas, tetapi pada akhirnya akan melanjutkan peran safe-haven itu. Kita hanya perlu melewati dolar yang kuat ini," kata Edward Moya, analis OANDA.

Ekspektasi untuk kenaikan 75 basis poin pada pertemuan kebijakan dua hari The Fed melonjak menjadi 96 persen menurut Fedwatch Tool CME.

"Kesuksesan atau kegagalan dalam memerangi inflasi sebelum ekonomi mulai menderita menjadi tema utama dan salah satu yang akan menentukan arah akhir emas," tulis analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Sementara itu harga perak turun 0,4 persen menjadi USD20,96 per ounce dan platinum melorot 1,6 persen menjadi USD918,51.

Paladium melonjak 1,2 persen menjadi USD1.817,57, setelah mencapai level terendah hampir enam bulan di awal sesi.

SUMBER SUARA

Komentar