Suara.com - Keterampilan teknis adalah keniscayaan dalam pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk orang muda saat memasuki dunia kerja dan bisnis.
Sayangnya pendidikan keterampilan teknis (soft skills) di sekolah kejuruan dan politeknik belum dilakukan secara terstruktur dan masif. Melihat kondisi inilah, ChildFund International di Indonesia berinisiatif menjadi pionir integrasi keterampilan nonteknis ke dalam pendidikan vokasi.
Demikan pernyataan Hanneke Oudkerk, Country Director ChildFund di Indonesia menyambut penandatanganan kesepakatan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi.
Kolaborasi di bidang peningkatan keterampilan teknis bagi peserta didik di satuan pendidikan vokasi ini akan berlangsung selama 3 tahun.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto berharap kerjasama dengan ChildFund dapat berkontribusi pada pengembangan kemampuan nonteknis kecakapan hidup dan kesiapan kerja.
Ia percaya keterampilan nonteknis merupakan hal paling penting yang dibutuhkan dunia kerja dan industri.
Dalam sambutannya Wikan menyebutkan bahwa penandatangan kesepakatan bukan sesuatu yang datang begitu saja tanpa dasar. Ia menyebut ChildFund sebagai contoh lembaga yang telah menguji coba integrasi pendidikan keterampilan nonteknis di SMKN 1 Pringapus, Kabupaten Semarang, dan berhasil.
Karenanya, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi merasa perlu untuk bersinergi dalam mengembangkan dan mengimplementasi hal ini lebih lanjut.
Implementasi Modul Kecakapan Hidup & Kesiapan Kerja Orang Muda di SMK ChildFund sebagai lembaga pembangunan internasional yang berfokus pada anak dan orang muda usia 0 – 24 tahun telah bekerja meningkatkan kualitas orang muda melalui program Enhancing & Empowering Youth (ENERGY).
SUMBER SUARA
Komentar
Posting Komentar