Kasus baru COVID-19 di Jakarta memecahkan rekor sejak awal merebaknya wabah Corona di Ibu Kota. Epidemiolog dari Universitas Indonesia menganalisis, lonjakan itu disebabkan karena efek aktivitas lebaran hingga euforia yang timbul akibat pengumuman Gubernur Anies Baswedan. BEST PROFIT
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono, menjelaskan soal rekor 239 kasus baru Corona di Jakarta yang terjadi pada Selasa (9/6) kemarin. Pertama, ini karena aktivitas warga Jakarta yang keluar rumah dan berinteraksi saat momen Lebaran. Hari Raya di bulan Syawal itu jatuh pada 23 dan 24 Mei lalu. BESTPROFIT
"Saat dua hari masa Lebaran, banyak orang di Jakarta keluar rumah," kata Tri kepada detikcom, Rabu (10/6/2020). PT BESTPROFIT
Kedua, ada arus balik pemudik yang meninggalkan Jakarta sebelum Lebaran tiba. Arus balik ini membawa virus Corona masuk ke Jakarta. Pengendalian Pemprov DKI berupa syarat Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) yang wajib dikantongi warga untuk masuk Jakarta dinilai tidak bisa membendung masuknya virus. PT BESTPROFIT FUTURES
"Karena pulang mudik Lebaran, mau pakai SIKM atau mau tidak pakai SIKM, ya sama sajau kalau kembali ke Jakarta," kata Tri. BESTPROFIT FUTURES
Ketiga, Tri menyoroti pengumuman Gubernur Anies Baswedan pada 4 Juni lalu. Saat itu, Anies mengumumkan angka reproduksi efektif kasus Corona di Jakarta sudah turun hingga 0,99. Anies kemudian memutuskan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadi PSBB transisi. PT BEST PROFIT
"Saat itu Gubernur DKI mengumumkan akan dilakukan masa transisi, dan mengumumkan akan memberlakukan transisi mengarah ke new normal di Jakarta. Baru akan transisi new normal saja, tapi orang sudah lebih bebas," kata Tri. PT BEST PROFIT FUTURES
Sumber : detik
Komentar
Posting Komentar